Melakukan hal yang kita sukai kadang memang
bikin kita ketagihan. Tapiii, jangan sampai kecanduan. Soalnya bukan berpotensi
dijauhi teman, tapi juga bisa mengganggu jiwa.
Menurut Psikolog Erfiannne S. Cicilia, Psi, addicted
atau kecanduan adalah keinginan akan keterlibatan terus menerus pada sesuatu
atau seseorang yang enggak bisa dikontrol. Tapi, kalau udah mengetahui efek
buruknya dan tetap enggak bisa berhenti melakukannya, berarti kita sudah
kecanduan terhadap sesuatu. Coba, cek tulisan di bawah, apakah ada yang pernah
kita alami?
KECANDUAN: SOCIAL MEDIA
Setiap bangun tidur, hal pertama
yang kita lakukan adalah nge-cek hape. Ketika enggak ada BBM atau balasan tweet
dari teman di Twitter, kita mendadak bete. Buat kita update status, foto, atau
lokasi kita di berbagai jejaring sosialitu wajib. Enggak cukup di Twitter, tapi
juga di semua akun jejaring sosial kita seperti Facebook, Path, Instagram,
sampai Foursquare.
dampak negatif:
Sasaran
Kejahatan
Terlalu sering dan detail saat meng-update
status atau lokasi keberadaan kita berpotensi jadi sasaran kejahatan. Misalnya
meng-update lokasi rumah dengan alamat yang super-lengkap. Bisa aja,
kan, alamat rumah tersebut disalahgunakan oleh orang lain dan mengakibatkan
kerugian buat kita dan keluarga.
Blackberry
Thumb
Terlalu sering mengetik di smartphone
atau gadget lainnya bisa membuat kita terserang blackberry thumb,
yaitu cedera pada urat otot ibu jari akibat suatu gerakan menekan yang
berulang. Ibu jari jadi mendapat beban lebih besar dari seharusnya. Inilah yang
menyebabkan ibu jari serta sendi tangan jadi kesemutan, nyeri, sampai mati
rasa.
Anti Sosial
Saat lagi
ngumpul bareng teman se-geng atau keluarga, kita malah asyik menatap layar
gadget. Akibatnya, kita malah nggak akrab sama orang-orang sekitar. Enggak
pengin, kan, diprotes orang-orang terdekat gara-gara sibuk sama aktivitas di
dunia maya?
atasi dengan:
Batasi update Status
Kalau
biasanya setiap lima menit kita update status, bikin jadwal buat diri
sendiri: satu hari maksimal hanya meng-update 10 tweet. Dijamin followers
enggak berkurang. Hi-hi-hi.
Matikan Gadget
Kurangi
penggunaan gadget. Coba untuk mematikan gadget atau setidaknya
jauhkan dari tangan kita saat berkumpul dengan keluarga atau teman. Ini juga
membuat jari kita terutama jempol bisa beristirahat dengan cukup.
KECANDUAN: GAMES
Enggak mau
beranjak dari layar komputer, TV, dan console, sampai bikin lupa tidur,
makan, dan ngerjain tugas. Apalagi interaksi sama orang lain. Yang ada di otak
kita cuma gimana caranya menamatkan level di games yang sedang
dimainkan. Duh, enggak banget, nih.
dampak negatif:
Nilai Sekolah Menurun
Saking asyiknya main games, fokus kita akan hal lain jadi menurun. Kita
jadi enggak konsentrasi saat guru sedang menjelaskan pelajaran. Tugas sekolah
pun keteteran. Saat ulangan, kita jadi enggak tahu mau jawab apa.
Radiasi Otak
Menatap layar TV, komputer, atau console
selama berjam-jam bisa mengakibatkan radiasi yang merusak saraf mata dan
mengurangi fungsi otak.
Gangguan Jiwa
Saking kecanduannya, kalau dilarang
main games sama orangtua, kita enggak bisa mnegontrol emosi. Kalau
dibiarkan, jiwa kita terganggu dan jadi agresif sama orang sekitar sehingga
memerlukan perawatan khusus.
Enggak Realistis
Gara-gara sering berkutat dengan
kehidupan fantasi di games, kita jadi membawa kebiasaan di sana ke
hari-hari kita. Misalnya kalau sering main games balap mobil, kita jadi
hobi ngebut di jalanan. Karena di bayangan kita seperti di games: punya
banyak nyawa dan bisa diulang kalau terjadi sesuatu yang buruk.
atasi dengan:
Kurangi Intensitas
Secara
perlahan coba kurangi intensitas bermain games. Kalau biasanya kita
menghabiskan waktu sampai lima jam, kurangi jadi dua jam, lalu bagi dalam dua
waktu. Misal sepulang sekolah cukup satu jam, terus satu jam lagi saat malam hari
setelah makan dan mengerjakan tugas sekolah.
Cari Kegiatan Baru
Coba
hobi baru lainnya yang bisa dilakukan di luar rumah atau bersama teman-teman
baru. Skill memecahkan masalah yang kita kuasai selama bermain games
bisa kita praktekkan di kegiatan baru kita. Selain mengurangi kecanduan sama games,
kita jadi punya kegiatan baru yang enggak kalah seru.
KECANDUAN: IDOLA
Kita
langsung marah saat ada yang mengejek idola kita. Sedih ketika seleb kesayangan
kita meng-upload fotonya bersama pacar ke social media. Saat lagi
hangout bareng teman, kita enggak berhenti ngomongin sang idola. Sampai
bikin teman bosan sama topik obrolan kita. Ouch!
dampak negatif:
Jadi Haters
Selain idola, hal lain jadi enggak
menarik buat kita. Apalagi kalau ada yang membandingkan idola kita dengan seleb
lain, beuh... bikin bete! Ujung-ujungnya kita jadi menghina seleb lain dan
bikin kita jadi haters.
Dijauhkan
Teman-teman
Teman-teman jadi malas ngobrol sama
kita karena bosan sama topik obrolan tentang idola kita. Karena obrolannya udah
enggak nyambung, teman-teman jadi menjauh, deh.
atasi dengan:
Kurangi Intensitas dengan Idola
Emang,
sih, kita belum pernah atau jarang bertemu dengan idola. Tapi, dengan membatasi
intensitas mencari berita tentang dia dan stalking akun jejaring
sosialnya, bisa mengurangi kecanduan kita.
Menambah Teman Baru
Kenalan
dengan teman baru yang punya hobi berbeda bisa membuka mata kita. Ternyata
banyak hal menarik lainnya dibanding asyik sama idola yang enggak bisa kita
miliki sepenuhnya. Siapa tahu salah satu dari teman baru kita, ada yang bisa
digebet! Ihiy!
4 FACTS ABOUT ADDICTIONS
l Selama tahun 2012, Rumah Sakit Jiwa Soeharto Heerdjan di Grogol, Jakarta menerima empat remaja yang dirawat karena kecanduan games. Kecanduan ini membuat mereka jadi enggak bisa mengendalikan emosi dan mengganggu jiwa mereka sehingga membutuhkan perawatan khusus.
l Menurut penelitian dari University of Leeds di
Inggris, remaja yang kecanduan internet bisa mengalami tingkat depresi lima
kali lipat dibandingkan yang jarang menggunakan internet.
l Kecanduan
internet bisa menimbulkan kerusakan pada bagian otak tertentu. Peneliti dari
China menemukan terjadinya pengurangan volume otak pada 18 anak muda yang
mengalami kecanduan internet.
l Menurut
Koordinator Yayasan Sahabat Kapas, Dian Sasmita, mengatakan dalam enam bulan
terakhir, di Surakarta ada tujuh anak yang mencuri demi bisa bermain game
online. Yayasan ini adalah organisasi non-profit yang peduli pada
anak-anak dalam kondisi khusus yang bertempat di Karanganyar, Jawa Tengah.
sumber : majalah kaWanku
No comments:
Post a Comment