Saturday, July 27, 2013

Sinopsis Novel "Detektif Sekolah"

A. Identitas Buku

Judul                    :  Detektif Sekolah
Pengarang           : Dimas Abi
Penerbit              :  Bukuné
Kota terbit          :  Jakarta
Tahun terbit       :  2012
Jumlah halaman  :  216 halaman

B. Sinopsis
       Novel ini menceritakan tentang sebuah Tim Detektif yang beranggotakan Tessa, si anak cerdas dan kedua rekannya di SMA Pemuda, yaitu Bams dan Momon yang begitu unik. Bams si anak OSIS dengan otak yang penuh dengan ide dan pikiran. Dan Momon si anak basket. Sayangnya, Momon hanya menjadi helper boy (bahasa kasarnya, pembantu) yang selalu menjadi objek penderita dan menderita di tim basket sekolahnya sejak setahun lalu. Tim detektif TBS, tim yang diresmikan oleh alam dengan patahnya bangku taman yang mereka duduki saat pertama kali mereka bertemu. Di taman belakang sekolah tepatnya. Sedikit informasi, pencetus nama “TBS” pada tim detektif ini adalah Bams, yang berarti Taman Belakang Sekolah.
       Setelah debut detektif TBS yang menggemparkan penduduk satu sekolah, klien pun datang sepulang sekolah di taman belakang sekolah, markas besar detektif TBS. Mila, cewek yang bisa dikatakan cantik menjadi klien pertama detektif TBS. Mila adalah anak kelas dua yang tidak eksis di sekolah sehingga Tessa dan Momon baru mengenalnya. Di mana Bams? Dia sedang membersihkan 20 toilet terkait cara debut detektif TBS yang merupakan hasil pemikirannya, memasang pengumuman denagn kertas manila yang menutupi seluruh bagian papan majalah dinding. Masalah Mila adalah dua surat untuk Mila dari “Lelaki Pencari Cinta”. Untuk itu Mila meminta bantuan pada Tim detektif TBS untuk menemukan siapakah sosok “Lelaki Pancari Cinta”. Langkah awal yang dilakukan detektif TBS adalah inspeksi kantin sekolah, karena ditemukan noda minyak disurat tersebut. Kantin sekolah memang sarangnya gorengan.
       Karena kecewanya Bams yang merasa diperlakukan tidak adil di OSIS dan Momon yang menjadi objek penderita di tim basket. Mereka berdua pun memutuskan untuk meninggalkan dunianya. Bams keluar dari OSIS dan Momon keluar dari tim basket
      Kembali ke masalah Mila, untuk membuktikan siapakah “Lelaki Pancari Cinta”, Tessa melakukan uji laboratorium untuk menentukan jenis noda minyak apa yang terdapat di surat Mila. Noda pisang goreng! Mereka bertiga pun menginspeksi ulang kantin bagi pembeli jajanan pisang goreng. Tapi ternyata, usaha mereka bertiga itu sangatlah sia-sia. Noda minyak itu berasal dari Mila yang saat membaca surat ia sedang makan pisang goreng! Capek, deh…
       Tiga detektif remaja ini telah melupakan tragedi minyak goreng. Saatnya bangkit. Mereka memulai kembali melakukan pencarian sosok “Lelaki Pencari Cinta”. Hari Minggu pagi mereka bertiga datang ke sekolah untuk memastikan datangnya surat ketiga untuk Mila. Dan itu memang benar, namun mereka terlambat untuk mengetahui siapa yang telah mengirim surat ketiga di laci meja Mila. “Lelaki Pencari Cinta” telah pergi sebelum detektif TBS mencekalnya. “Lelaki Pencari Cinta” masih menjadi misteri.
       Untuk mencari solusi dari masalah klien adalah mengenal klien itu sendiri. Itulah kesalahan Detektif TBS, mereka belum terlalu mengenal Mila. Untuk itu, mereka bertiga berusaha mencari informasi tentang Mila. Mereka pun mendapat banyak informasi dari Anto, teman sekelas Mila. Mereka bertiga juga mendapat informasi dari Shinta, ketua kelas Mila bahwa Mila tinggal di daerah Muara Angke, daerah pelabuhan kapal-kapal nelayan di Jakarta. Namun, ditengah penggalian informasi tentang Mila, Momon bertemu dan berkenalan dengan Jessie, cewek paling sempurna menurut Momon.
       Saatnya mangarungi Muara Angke. Mereka bertiga mengendarai mobil Tessa dengan Pak Kasim sebagai sopirnya. Namun, untuk mencapai Muara Angke ternyata mereka membutuhkan peta dan setidaknya dua puluh orang untuk mereka tanyai. Ya, karena Pak Kasim baru bekerja dan memang bukan orang Jakarta asli. Mobil mereka juga sempat menyerempet sepeda motor polisi. Untunglah polisi memaafkannya. itu juga karena sepeda motornya masih di bawah asuransi. Perjalanan yang suram!
       Keesokan harinya di taman belakang sekolah, Bams telah mengejutkan Tessa dan Momon. Bams berkata, kasus Mila sudah selesai. Bagamana Tessa dan Momon bisa setuju, pengirim surat Mila saja belum diketahui. Tapi, Mila yang sedari tadi mengintip dari balik pohon telah mengetahui bahwa detektif TBS akan menghentikan penyelidikan. Mila berlari, untunglah Tessa dan rekan-rekannya dapat mengejar. Namun mereka bertiga melepas kembali Mila yang berlari membawa kekecewaan.
       Malam hari, Tessa sedang gelisah sambil membuat coretan tak bermakna dan mendengarkan lagu milik Laluna “Kau Sahabatku”. Lagu itu mengingatkannya pada kedua rekannya. Mimpinya untuk membuat tim detektif akan hancur. Tanpa diundang, Bams datang ke rumah Tessa. Bams datang untuk meminta maaf dan menberitahukan Tessa semua alasan di balik permintaannya untuk menghentikan penyelidikan. Bams memaparkan kesimpulan dan analisis dari kasus surat berantai ini. Semakin mendengar penuturan Bams, Tessa menjadi semakin tertarik dan akhirnya paham atas keinginan Bams.
       Hari Minggu biasanya digunakan sebagian remaja untuk menyerang pusat -pusat perbelanjaan walau tidak membeli apapun, sebagian yang lain berkumpul bersama keluarga. Namun, Mila memanfaatkan Minggu-nya untuk ber-amis ria membantu orangtuanya berjualan di pasar Muara Angke. Hal ini mengundang simpati Trio Detektif TBS yang sedari tadi memantau Mila dari jarak yang tidak terlalu jauh, tetapi tidak terdetaksi oleh gadis itu. Hari ini merupakan hari pembuktian kebenaran kesimpulan detektif TBS terhadap kasus surat cinta berantai, dengan Bams pemegang kendalinya.
       Datanglah lima unit Bajaj yang masuk ke area Pasar Muara Angke. Rombongan bajaj itu menuju ke arah Mila. Mila pun terkejut. Lalu turunlah sosok Anto dari bajaj terdepan. Dengan isyarat dari Anto, beberapa orang keluar dari bajaj yang lain dan membentangkan spanduk lebar bertuliskan “MILA, MAU NGGAK JADI AYANK AA?” yang membuat Mila semakin terkejut. Beberapa warga di pasar yang menyaksikan adegan tersebut turut menyumbangkan siul dan tepuk tangan. Kemudian Anto membacakan puisi cintanya untuk Mila. Saat Anto menyatakan cintanya, Mila pun mengangguk tanda menerima cintanya. Trio detektif TBS lalu menyalami dan memberi selamat pada Mila. Datektif TBS pun memberi tahu semuanya. Pertama, kasus ini sebenarnya sangat sederhana. Detektif TBS memasang asumsi-asumsi mengenai kasus ini. Pada surat kedua, dari isinya terlihat jelas bahwa si pelaku benar-benar mengenal Mila. Saat surat ketiga datang, Kalimat pertama menyadarkan detektif TBS bahwa mereka harus lebih mengenal klien-nya sendiri. Sampai akhirnya detektif TBS menemukan alamat rumah Mila. Detektif TBS pun yakin bahwa surat ketiga adalah surat penutup.
       Lebih jelasnya, selama penyelidikan, Bams merasa ada banyak mata rantai yang hilang. Kesalahan Anto adalah dia tahu bahwa Mila itu klien detektif TBS, padahal mereka sepakat ini adalah misi RAHASIA. Bams yakin Anto sering mengikuti Mila dan itu karena Anto menyukainya. Semula Bams juga mengira bahwa Anto yang menulis surat itu, tapi melihat catatan Mila di kantin, Bams yakin kalau Mila yang melakukannya. Bams menjadi ingat akan keterangan Anto bahwa Mila sangat suka dengan novel detektif. Bams yakin, setelah melihat papan madding, Mila menjadi tertarik dengan tim detektif TBS. Karena itu dia sengaja menciptakan kasus ini, kemudian selalu memantau investigasi detektif TBS. Bams pun memakai Anto sebagai penutupnya. Sebenarnya Bams tidak tahu Mila menyukai Anto atau tidak. Jadi, bisa saja tadi Anto ditolaknya. Benar-benar ide gila!
       Sebagai balas jasa karena telah membantu, Mila menghadiahkan tim detektif TBS berupa tiket gratis menikmati akhir pekan di Pulau Tidung. Pulau Tidung adalah Pulau terbesar di antara gugusan pulau di Kepulauan Seribu.
       Pagi buta tim detektif TBS dan Mila menuju pelabuhan. Mereka pun berangkat. Tetapi Mila tidak ikut karena harus membantu ibunya. Mila juga berkata bahwa sesampainya di sana, tim detektif TBS akan dijemput oleh pelanggan tetap ikan-ikan Mila, Pak Tomi. tim detektif TBS pun beranjak ke kapal Mawar lalu memilih duduk di atap kapal. Kapal pun berangkat. Tessa memilih membaca buku dan kedua rekannya berfoto ria.
       Sesampainya di Pulau Tidung, akhirnya mereka bertiga menemukan Pak Tomi. Dan Momon menemukan Jessie, bidadari Momon. Kebetulan Jessie sedang berlibur bersama ayahnya.
       Pak Tomi memberi ucapan selamat datang di Pulau Tidung kepada tim detektif TBS. Namun, Pak Tomi memang sedikit berbeda, suka pamer!
       Di Pulau Tidung, mereka bertiga akan melakukan banyak kegiatan. Oleh karena itu, Pak Tomi menugaskan satu pemandu bernama Mang Kosim. Dugaan tim detektif TBS ternyata salah besar, Mang Kosim tidak ada darah dengan orang Sunda sama sekali, melainkan Mang Kosim keturunan Tionghoa!?
       Hari ini tiga remaja itu dihadapkan dengan jadwal yang menggugah semangat. Bersepeda mengelilingi pulau hingga jam makan siang. Lalu setelah makan siang, mereka akan melakukan snorkeling (berenang atau mnyelam dengan memakai masker selam, snorkel, dan alat bantu gerak kaki katak untuk menambah daya dorong pada kaki).
       Kegiatan pertama, bersepeda. namun sebelum bersepeda, Momon mengajak Jessie terlebih dahulu yang penginapannya bersebelahan dengan penginapan tiga detektif TBS. Setelah itu, mereka berempat dipandu Mang Kosim menyusuri Jembatan Cinta. Mang Kosim dengan semangat berbusa menerangkan sejarah Pulau Tidung. Tessa memperhatikan cerita Mang Kosim sedangkan Bams lebih memilih untuk menguap dan melihat air laut, sementara Momon asyik bercengkrama dengan Jessie.
       Sampai akhirnya di tengah percakapannya dengan Momon, Jessie berkata bahwa besok ia akan bertunangan dengan lelaki pilihan ayahnya. Momon pun terkejut stadium empat sampai rekan-rekannya dan Mang Kosim mendengarnya. Dengan lemas Momon kembali ke penginapan sendiri.
       Setelah satu jam Momon mengunci diri di kamarnya, akhirnya Momon keluar juga, alasannya; lapar. Tessa dan Bams yang dari tadi menunggu di meja makan menyambutnya. Tetapi tetap saja, air muka Momon seperti benang kusut. Detektif TBS memulai acara makan dengan lahapnya.
       Tak disangkanya, seorang koki laki-laki sedang marah kepada seorang pria yang ternyata ayahnya Jessie. Koki laki-laki yang bernama Rambo itu tak terima karena masakannya dikata tidak begitu matang. Untunglah Bams bisa mengatasi hal ini. Tessa semakin kagum pada Bams.
       Setelah masalah teratasi, snorkeling pun dimulai! Tim detektif TBS ditambah Jessie mengenakan kaki katak, snorkel, dan rompi pelampung. Namun Pak Tomi datang dengan ocehannya yang halal untuk dilempar sandal. Untunglah mereka berempat dan Mang Kosim berhasil menghindar dari Pak Tomi. Kemudian Mang Kosim mengantarkan empat remaja itu ke dermaga guna menghampiri kapal yang sudah menunggu kedatangan mereka. Mereka masuk satu persatu ke dalam kapal. Kapalpun meninggalkan dermaga.Di atas kapal, Jessie dan Bams bercakap-cakap tentang acara tunangan Jessie yang masih di bawah umur. Jessie pun memberi tahu bahwa orang tua tunangan Jessie merasa simpati dengan ayah Jessie setelah mereka mencoba masakan ayah Jessie di warung nasi goreng Pak Bram di dekat Pasar Minggu. Mereka merasa simpatikarena ayah Jessie yang ramah dan santun.
       Akhirnya kapal berhenti di tengah laut. Mereka pun memulai snorkeling di laut dangkal. Namun sebelumnya Mang Kosim memberi pengarahan bagaimana cara pemakaian alat snorkeling dan larangan untuk menghancurkan karang. Mereka pun melompat ke laut satu persatu. Mereka melihat karang yang memesona. Sangat memesona. Mereka merasakan hal yang sama; antusias dan kagum.
       Minggu pagi pukul 06.00, ayah Jessie, Jessie, Tim Detektif TBS, dan beberapa penduduk Pulau Tidung sedang menata tempat unutk acara pertunangan Jessie dengan lelaki pilihan ayahnya, di pantai dekat Jembatan Cinta. Setelah semuanya siap, Jessie meninggalkan rombongan menuju parkiran sepeda. Jessie akan menuju penginapan. Satu jam berlalu, terdengar teriakan Mang Kosim. Jessie diculik!! Awalnya ayah Jessie menganggap Mang Kosim hanya bercanda. Namun ternyata tidak. Ayah Jessie lemas. Mereka segera menuju kamar penginapan Jessie. Barang-barang berserakan, isi tas Jessie keluar semua. Ayah Jessie semakin lemas, ia tak pernah membayangkan anak semata wayangnya hilang diculik. Namun tanpa disuruh Bams mengatakan ‘janji’ untuk menemukan Jessi sebelum keluarga calon tunangan Jessie datang siang nanti. Tessa pun kesal pada Bams. Mana mungkin menemukan Jessie yang dculik sedang keluarga calon tunangan datang siang hari. Namun Bams dan Momon bersikeras untuk menyelidiki kasus ini. Mereka berbagi tugas. Bams menanyakan kepada warga sekitar dan Momon mencatat semua benda yang ada di kamar Jessie.
       Orang yang pertama Bams introgasi adalah Mang Kosim. Namun Mang Kosim hanya berkata bahwa saat ia akan mengecek dan membersihkan kamar yang ditinggal Jessie sebagai penghuninya, ternyata pintu kamar telah terbuka dan semuanya berantakan.
       Di ruang lain, Tessa memandang ayah Jessie dan sekilas melihat Bams yang sedang mengintrogasi warga sekitar. Tessa menjadi ingat. Tim detektif TBS adalah impiannya. Ia tak bisa membiarkan rekan-rekannya bekerja sendiri sementara dirinya hanya diam. Melintaslah seorang wanita gemuk yang pernah Tessa lihat lalu mencegatnya. Tessa menanyakan hal-hal terkait hilangnya Jessie pada ibu tersebut. Ya, Tessa telah sadar dan kini ia ikut penyelidikan.
       Pak Kades (namanya memang Kades), lurah di pulai ini datang untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi dan setelah tahu, Pak Kades segera memerintahkan ajudannya untuk ikut mencari Jessie. Dan ketika Tessa, Bams, Momon, dan ayah Jessie mengantarkan Pak Kades untuk melihat keadaan kamar Jessie, Mang Kosim berteriak kembali. Ia berkata, bahwa sebenarnya ia tadi melihat Rambo mondar-mandir di sekitar penginapan Jessie. Dugaan pun muncul spontan bahwa Rambo-lah penculiknya. Mereka dan beberapa warga berbondong-bondong mendatangi restoran Rambo. Dan tepat saat mereka tiba, Rambo sedang memegang pisau penuh darah. Ayah Jessie pun menangis sejadi-jadinya. Ia mengira Rambo telah membunuh Jessie. Namun ternyata Rambo baru saja memotong ayam. Semuanya lega. Dan pada saat itulah telepon ayah Jessie berdering. Telepon dari keluarga calon tunangan Jessie. Mereka akan datang tiga per empat jam lagi!
       Tim Detektif TBS seperti tim gegana yang menangani bom waktu. Jika dalam empat puluh lima menit kasus tidak terpecahkan, maka hancurlah sudah. Di tengah kepanikan, muncul pemikiran dari Bams, melihat catatan Momon. Ada seratus lima puluh dua benda yang berhasil Momon catat. Bams mulai menyadari sesuatu yang tidak disadari oleh Tessa dan Momon.
       Di sisi lain, rombongan Pak Kades malah asyik melihat teknik memotong ayam yang diperagakan Rambo yang tidak biasa. Ayah Jessie misuh-misuh.
       Tim detektif TBS meninggalkan rombongan Pak Kades untuk kembali ke TKP untuk melakukan ‘misi pencarian sandal jepit kesayangan Jessie’. Sandal bercorak bola basket yang mereka cari. Ya, mereka tahu karena Jessie pernah menceritakan sandal kesayangannya itu pada detektif TBS. Lima menit berlalu, tapi usaha mereka belum membuahkan hasil.
       Bosan dengan pertunjukan Rambo, warga sadar telah lupa untuk menolong ayah Jessie. Pak Kades yang tak enak hati langsung mencari ayah Jessie. Setelah bertemu, Pak Kades mencoba untuk menghibur dengan sedikit candaan. Namun itu malah semakin membuat ayah Jessie tak karuan.
       Tim detektif TBS pun datang, dan sempat meladeni candaan Pak Kades. Sadar candaan itu membuat ayah Jessie semakin lesu, Pak Kades menyarankan untuk segera melaporkan kasus ini kepada polisi. Namun ternyata, menurut dugaan tim detektif TBS tidak ada penculikan dalam kasus ini. Diduga Jessie sengaja kabur. Ya, Jessie kabur. Kesimpulan itu diambil karena tidak ditemukan sandal kesayangan Jessie di kamarnya. Memang tidak kronologis jika saat diculik Jessie masih sempat memakai sandal jepitnya. Hal itu diperkuat dengan kesaksian seorang ibu yang tinggal di dekat penginapan Jessie yang tidak mendengar suara kegaduhan sama sekali. Dan satu-satunya tempat Jessie bersembunyi adalah Tidung Kecil. Sedikit informasi, bahwa Jessie pernah bercerita pada Momon ia sangat suka pada laut. Karena laut menggambarkan sosok ayahnya. Mereka pun langsung berpencar dengan sepeda masing-masing menuju tidung kecil. Setelah sampai tidung kecil, mereka memakirkan sepedanya dan melihat sosok Jessie sedang menangis tersedu di pelukan Tessa. Sampailah ayah Jessie yang langsung memeluk Jessie. Jessie berkata bahwa ia belum mau bertunangan. Walau begitu, semua lega.
       Dan sore hari, keluarga calon tunangan Jessie yang akan ditolak datang juga. Mereka datang menggunakan kapal pesiar. Keluarlah orang tua tunangan Jessie disusul calon tunangan Jessie. Namun, sungguh berbeda. Cara jalannya, postur tubuhnya, dan senyumannya adalah kombinasi tersukses yang pernah membuat Jessie lemas. Jessie segera kembali ke penginapan untuk mempersiapkan diri. Jessie ingin bertunangan! Dan saat itu pulalah Momon pingsan, kesempatan untuk memiliki Jessie telah hilang.
       Dan kasus pun selesai.

No comments:

Post a Comment